ANALISIS WACANA KRITIS NORMAN FAIRCLOUGH PADA LIRIK LAGU “CANCER” DARI BAND MY CHEMICAL ROMANCE
DOI:
https://doi.org/10.69957/relasi.v5i04.2280Keywords:
AWK, Cancer, Penderitaan, KematianAbstract
Lirik lagu mengandung pesan dari pengarang dengan cara menuangkan gagasan dan opini serta membawa kesan pengalaman pengarang.
Pesan yang disematkan oleh pengarang dalam lirik lagu memiliki tujuan yang ingin dibagikan
kepada para pendengarnya. Sebuah lirik lagu dapat diciptakan berdasarkan pengalaman
maupun ideologi dari pengarang tersebut. Pada penelitian kali ini memebahas tentang apa
pesan dan arti dari lirik lagu “Cencer” dari band My Chemical Romance, Lagu “cencer”
menjelaskan tentang bagaimana seseorang mengalami penderitaan dan putus asa karena
mengidap penyakit kanker. Melalui pendekatan Analisis Wacana Kritis model Fairclough,
kajian ini bertujuan untuk menggali bagaimana wacana penyakit, penderitaan, dan kematian
direpresentasikan, serta bagaimana relasi kuasa dan ideologi tertentu tersirat di dalamnya.
Dengan demikian, penelitian ini berupaya menunjukkan bahwa lirik lagu memiliki potensi
besar untuk dikaji secara kritis, mengingat kekuatan wacananya dalam membentuk persepsi
dan kesadaran sosial. Dengan menggunakan teori Psikologi: Tahapan Duka Kübler-Ross
Sebagai mana ada 5 tahapan duka yaitu ada Denial, Anger, Bargaining, Depression, dan
Acceptancer. Teori ini sifatnya tudak selalu linier dan universal, tetapi dapat
mengidentifikasikan lima tahapan emosional yang umum dialami oleh individu. Pada dimensi
teks, narasi menyentuh mengenai kondisi penderita kanker yang kehilangan kendali atas
tubuhnya, harapan akan masa depan, dan akhirnya menghadapi kematian. Pada praktik
diskursif, lagu ini diproduksi dalam konteks budaya emo rock yang berkembang pada tahun
2000-an, dan didistribusikan melalui berbagai media musik serta forum digital yang
menjadikan lagu ini sebagai ruang refleksi emosional kolektif. Praktik sosial lagu ini
memperlihatkan bagaimana musik dapat menjadi media komunikasi yang menyuarakan
pengalaman penderita kanker serta mengundang empati sosial dari masyarakat luas. Teori
psikologi lima tahapan duka dari Kübler-Ross memperkuat hasil analisis ini. Lirik lagu Cencer
menunjukkan urutan dan percampuran tahapan seperti penyangkalan, kemarahan, tawar
menawar, depresi, hingga penerimaan, yang secara psikologis mencerminkan proses mental
seorang individu yang menghadapi kematian.
References
Alfian yusni. (2024). Rock Ballads : Memesona Dalam Keheningan. Lombok Post.
https://lombokpost.jawapos.com/musik/1504046612/rock-ballads-memesona-dalam
keheningan-bagian-1
Arfah, S. D. H., & Suharmoko. (2022). Kritik Sosial Dalam Musik ( Analisis Tekstual
Representasi Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu Papua Kucinta ‟ Karya Iksan Skuter )
Pendahuluan. Jurnal Dakwa Dan Komunikasi, 2(1), 100–109.
Arliani, N., & Ardiyanto, W. (2023). Representasi Kecemasan Dalam Lirik Lagu “Rehat”
Kunto Aji (Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure). Social Science Research, 3(3),
–2821. https://j-innovative.org/index.php/Innovative/article/view/2052/1717
Cahyaningrum, M., & Vahista, S. L. (2023). Eksistensi Perempuan Melalui Analisis Wacana
Kritis Lirik Lagu Girl on Fire Karya Alicia Keys. Media Bahasa, Sastra, Dan Budaya
Wahana, 29(1), 26–35. https://journal.unpak.ac.id/index.php/wahana/index
Childers, C. (2023). Why Did My Chemical Romance’s Gerard Way Write ‘Cancer’?
Loudwire. https://loudwire.com/why-did-my-chemical-romance-gerard-way-write
cancer/
Dhani Dwi. (2024). Fakta Menarik Lagu Cancer dari My Chemical Romance yang Memiliki
Makna Mendalam. Radar Banyumas. https://radarbanyumas.disway.id/read/92534/fakta
menarik-lagu-cancer-dari-my-chemical-romance-yang-memiliki-makna-mendalam
Evelyn, D. M., Soethama, P. L., Laksminy, L. P., & Dkk. (2024). Psychoanalytic Criticism
on Song Lyrics Cancer by My Chemical Romance. Jurnal of Linguistics, Literature, and
Education, 2(1), 13–21. https://smarteducenter.org/index.php/Loquela/article/view/31
Kübler-Ross, E. (1969). On Death And Dying. Great Britain.
https://doi.org/10.4324/9780203010495
Lubis, M., & Hidayatullah, S. (2024). Klasifikasi Emosi Pada Lirik Lagu Dalam Album
Mengudara Karya Idgitaf: Kajian Psikologi Sastra. Pembelajaran Bahasa Dan Sastra
Indonesia, 5(2), 329–338. https://doi.org/10.59562/indonesia.v5i2.61932
nadya grace. (2022). Benarkah Musik dapat Memengaruhi Emosi Seseorang?
Kumparan.Com. https://kumparan.com/nadyagrace/benarkah-musik-dapat
memengaruhi-emosi-seseorang-1zLrOOpcMSL/2
Setiowati, E., & Wahyuningtyas, B. P. (2011). Marjinalisasi Perempuan Pertama Melalui
Lagu: Suatu Analisis Wacana Kritis Terhadap Lagu “Jadikan Aku Yang Kedua.” 2(2),
–1024.
Sihabuddin, Itasari, A. A., Herawati, D. M., & Dkk. (2023). Komunikasi Musik: Hubungan
Erat Antara Komunikasi dengan Musik. Translitera : Jurnal Kajian Komunikasi Dan
Studi Media, 12(1), 55–62. https://doi.org/10.35457/translitera.v12i1.2679
Tahlia, A. I., & Abrian, R. (2023). Musik Sebagai Kritik Sosial Terhadap Pemerintah: Kajian
Analisis Wacana Norman Fairclough (Lagu Kritik Lagi - Feast). Musik Sebagai Kritik
Sosial, 7(2), 178–190. https://journal.unugiri.ac.id/index.php/an-nas/article/view/2287
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Rio Ardiansah

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Penulis yang manuskripnya diterbitkan akan menyetujui ketentuan sebagai berikut:
Hak untuk publikasi semua materi jurnal yang diterbitkan di situs web RELASI: Jurnal Penelitian Komunikasi dipegang oleh dewan editorial dengan sepengetahuan penulis (hak moral tetap menjadi milik penulis).
Ketentuan hukum formal untuk mengakses artikel digital jurnal elektronik ini tunduk pada ketentuan lisensi Creative Commons-NonCommercial-ShareAlike 4.0 (CC BY-SA), yang berarti RELASI: Jurnal Penelitian Komunikasi berhak untuk menyimpan, mengubah format, mengelola di pangkalan data, memelihara dan menerbitkan artikel tanpa meminta izin dari Pencipta selama tetap mempertahankan nama Pencipta sebagai pemilik Hak Cipta.
Naskah yang dicetak dan diterbitkan secara elektronik adalah akses terbuka untuk tujuan pendidikan, penelitian, dan perpustakaan. Selain tujuan tersebut, dewan editorial tidak bertanggung jawab atas pelanggaran undang-undang hak cipta.